JURNAL
PRATIKUM KIMIA
ORGANIK I
DI SUSUN OLEH :
NAMA
: IKA ERMAYANTI
NIM : A1C117031
KELAS
: REGULER A
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN V
I
Judul : Reaksi-reaksi Aldehid dan Keton
III
Tujuan : Adapun tujuan dari
pratikum ini adalah ;
1. Dapat
memahami azas-azas reaksi senyawa karbonil
2. Dapat
memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton
3. Dapat
menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid
dan keton
IV
Landasan Teori
Aldehid dan keton merupakan senyawa yang
mempunyai sifat umum yang identic hal ini di karenakannya senyawa ini mempunyai
bentuk gugus yang sama, yaitu gugus karbonil C=O. Meskipun sifat umum dari ke-dua senyawa ini sama terhadap
sifat karbonilnya, mereka juga mempunyai beberapa sifat yang berbeda. Seperti
halnya aldehid dapat bereaksi lebih cepat dari pada keton terhadap suatu
pereaksi yang sama. Hal ini disebabkan oleh karenanya atom karbon karbonil dari
senyawa aldehid lebih terbuka atau lebih mudah di jangkau dibandingkan dengan
yang ada pada keton. Aldehid juga sangat mudah untuk mengalami reaksi
pembakaran (oksidasi) yang hasilnya
yaitu asam karboksilat yang mengandung jumlah atom karbon yang sama banyak,
sedangakan pada senyawa keton tidak menjalani reaksi oksidasi yang serupa,
karena pada peroses oksidasi mengalami oksidasi terjadi pemutusan ikatan-ikatan
karbon. Menghasilkan dua asam karboksilat yang mempunyai jumlah atom karbon
masing- masing lebih sedikit dari pada keton semula, pada keton siklik akan
menghasilkan suatu asam dikarbokslat ( Tim Kimia Organik, 2019).
Adapun prinsip mendasar untuk memahami
berbagai jenis reaksi pada senyawa karbonil gugus aldehid dan keton adalah berdasarkan kemolaran suatu molekul karena memiliki suatu
ikatan karbonil yang memungkinkan adanya momen dipol diantara ikatan rangkap
karbon dan oksigen. Alhasilnya pemikiran yang logis dari adanya momen dipol
disekitar ikatan karbonil membuat senyawa-senyawa karbonil memeiliki titik
didih yang lebih tinggi dari pada suatu alkena dengan berat molekul yang sama.
Tetapi momen dipolnya rendah tetapi titik didihnya jauh lebih tinggi dari
aseton hal ini jika dilihat dari iso propanol. Senyawa aldehid dan keton pada
dasarnya tidak memiliki ikatan hidrogen donor dimana tidak dapat mendonasikan
proton, oleh karena itumemiliki titik
didihnya lebih rendah dibandingkan dengan alcohol walaupun mempunyai berat molekulnya hampir sama dengan senyawa
keton atau aldehid. Oleh karena itu senyawa- senyawa yang termasuk aldehid dan
keton tidak berperan sebagai penerima ikatan hydrogen sehingga senyawa ini
tidak dapat larut dalam air (non polar). .
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/.
Aldehid dapat diperoleh dari reaksi oksidasi alkohol primer sedangkan
keton berasal dari alkohol sekunder yang teroksidasi. Aldehid dan keton merupakan
salah satu contoh senyawa-senyawa karbonil yang banyak ditemukan di alam
bebas. Meski aldehid dan keton mempunyai rumus umum yang sama tetapi mereka
mempunyai perbedaan. Aldehid adalah
senyawa organik yang karbon karbonilnya selalu berikatan dengan paling sedikit
satu atom hidrogen. Sedangkan keton adalah senyawa organik yang karbon
karbonilnya dihubungkan dengan 2 karbon lain. Banyak sekali aldehid dan keton
dimanfaatkan sebagai bahan pengawet dan sebagai pembersih cat kuku. Aldehida adalah persenyawaan dimana gugus
karbonil diikat oleh satu gugus alkil/aril.
O
||
R
– CH
Rumus ini
sering disebut RCOH
Sedangkan
keton adalah persenyawaan dimana gugus karbonil diikat oleh dua gugus
alkil/aril.
R
– C – R
O
Rumus ini sering disingkat RCOR (
Fessenden ,1997 ).
Sitronelal merupakan senyawa yang
mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus aldehida dan gugus alkena. Untuk membuat
sitronelal menjadi turunannya dapat ditentukan dari kereaktifan kedua gugus
fungsi tersebut. Namun akan menjadi suatu masalah apa bila dalam proses
tersebut melibatkan gugus alkena dengan juga harus mempertahankan gugus
aldehida. Sitronelal memiliki kecenderungan untuk mengalami reaksi
intramolekular menjadi isomer isopulegol dalam suasana asam. Untuk itu perlu
dilakukan perlindungan gugus (protecting groups) aldehida. Oleh karena itu
diperlukan suatu kajian untuk melindungi gugus aldehis tersebut yaitu metode
gugus fungsi aldehida umumnya dilakukan dengan pembentukan asetal dan
enamina. Reaksi antara gugus karbonil
dengan alkohol pada kondisi anhidrat dengan adanya katalis asam dapat
menghasilkan suatu asetal. Katalis asam yang umum kali digunakan adalah gas
asam klorida, gas asam sulfat, BF3.OEt2 atau p-toluena sulfonat. Ketal atau
asetal stabil pada pH 4-12 ( Cahyono E. 2013).
Menutut Sahidin (2011) kita dapat
melakukan beberapa uji untuk membuktikan bahwa dalam suatu sampel tersebut
mengandung aldehid ataupun keton. Diantara uji tersebut ialah :
1.
Uji Asam Kromat
Uji ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanyan aldehid dan keton,aldehid yang
digunakan untuk senyawa yang paling mudah dioksidasi menjadiasam karbosilat
oleh asam kromat. Uji dalam uji ini menunjukkn positif dari sini ditandai
dengan munculnya warna hijau atau
hilangnya waran orange dari reagen. Karena keton merupakan senyawa yang idak
memberikan reaksi positif terhadap reagen ini. Dengan reaksi :
2 RCHO + H2CrO
+ 3H2SO4 3RCOOH + Cr2(SO4)3 +
4H2O
2. Uji Tallens
Uji Tholens ini merupakn uji untuk
mengidentifikasi aldehiddan tidak pada keton karena keton tidak bereaksi pada
reagen ini, sedangkan aldehid akan bereaksi dengan reagen ini (reagen Tholens)
pereaksi tolens yakni larutan ion perak bromide, direduksi oleh aldehid menjadi
logam perak dan membentuk endapan perak
sedangkan pada keton tidak bereaksi.
RCHO + Ag(NH2)2 3Agl
+ RCOO – NH4+ + H2O
+ NH3
3. . Uji Benedict
Uji ini juga ditujukan untuk
mengidentifikasi adanya aldehid. Aldehid dapat dioksidasi oleh reagen ini
menjadi asam hasil positif pada aldehid ditandai dengan timbulnya endapan yang
berwaran merah bata
Cu(OH)2+ R -
COH Cu2O + RCOOH + H2O
Menurut Antony (2005) Aldehid dan keton
kedua senyawa tersebut mempunyai gugus yang sama yaitu gugus karbonil C = O. meski
begitu keduanya memiliki perbedaan sifat, diantaranya:
1.
Dalam penulisan rumus struktur aldehid
selalu terjadi pada ujung rantai karbon. Sedangkan keton selalu terjadi di
tengah rantai.
2.
Dalam susunan penamaan senyawa dimana aldehid merupakan gugus fungsional,
sehingga karbon karbonil diberikan nomor satu pada nomenklatur. Sedangakan pada
keton, rantai diberi nomor dengan cara memberikan nomor serendah mungkin pada
karbon karbonil (tidak akan mendapatkan nomor satu di setiap kesempatan)
3.
Aldehid dapat dengan mudah teroksidasi
dibandingkan dengan keton.
4.
Dalam perosesnya di alam aldehid
biasanya ditemukan dalam senyawa volatil yang mudah menguap seperti senyawa
pengharum. Sedangkan keton umumnya ditemukan dalam gula dan disebut sebagai
ketosis pada umumnya. Namun, ada gula aldehid yang disebut aldosis.
5.
Perbedaan yang tampak jelas pada reaksi
uji :
1.
Untuk tes Schiff, aldehida menunjukkan
warna merah muda sementara keton tidak memiliki warna sama sekali.
2.
Dalam uji Fehling, ada kejadian endapan
kemerahan sementara pada keton tidak ada satu pun.
3.
Dengan tes natrium hidroksida, aldehida
menunjukkan bahan resin kecoklatan (kecuali untuk formaldehida) sementara keton
tidak memiliki reaksi seperti itu.
4.
Untuk pereaksi natrium nitroprusida
ditambah beberapa tetes natrium hidroksida, aldehida memancarkan warna kemerahan
yang mendalam sementara keton menunjukkan warna kemerahan yang kemudian berubah
ke oranye.
V
Alat dan Bahan
5.1
Alat
Adapun
alat yang kami gunakan ialah :
1. Tabung
reaksi (besar dan kecil)
2. Pipet
tetes
3. Penangas
4. Erlenmeyer
50 ml
5. Pengaduk
6. Lemar
es
7. Corong
pisah
8. Alat
refluks
9. Corong
Hirsch
10. Gelas
kimia
5.2
bahan
Adapun
bahan yang kami gunakan ialah :
1. Perak
nitrat 5%
2. NaOH
5% dan 1%
3. Ammonium
Hidroksida 2%
4. Benzaldehid
5. Aseton
6. Sikloheksana
7. Formalin
8. Natrium
sitrat
9. Natrium
karbonat
10. Aquades
11. Pereaksi
fehling
12. Natrium
kalium tartrat
13. Formal
dehid
14. n-
heptanaldehid
15. sikloheksanon
16. NAHSO3
jenuh
17. Es
18. Etanol
19. HCl
pekat
20. Fenilhidrazin
21. Methanol
22. Benzaldehida
23. 2,4
dinitrofenilhidrazin
24. Natrium
asetat trihidrat
25. Hidroksilamin
HCL
26. Sikloheksanon-oksim
27. Iodium
iodide
28. 2-pentanon
29. 3-pentanon
30. Isopropanol
31. Asetaldehid
VI
Prosedur Kerja
6.1
Uji Cermin Kaca, Tollens
4
Tabung Reaksi
|
-
Dimasukkan reakksi tollens
-
Diuji
benzaldehid,aseton,sikloheksanon,dan formalin
-
Ditambahkan masing-masing dua tetes
bahan
-
Diaduk campuran
-
Didiamkan 10 menit
Bunsen
|
-
Dipanaskan selama 5 menit (jika tidak terjadi reaksi)
-
Diamati hasil dan dicatat
Hasil
|
6.2
Uji Fehling Dan Benedict
4
Tabung Reaksi
|
-
Dimasukkan 5 ml reakksi benedict atau 5
ml pereaksi fehling yang masih frees
-
Ditambahkan beberapa tetes bahan yang
diuji (formaldehid, n-heptanaldehid,
aseton dan sikloheksanon)
-
Ditimpatkan tabungreaksi dalam air
mendidih selama 10-15 menit
-
Diamati dan dicatat hasil
Hasil
|
6.3
Adisi Bisulfat
Erlenmeyer
|
-
Dimasukkan 5ml NaHSO3 jenuh
-
Didinginkan larutan dalam air ES
-
Ditambahkan 2,5 ml asrton tetes-demi
tetes sambil diaduk
-
Ditambah etanol setelah 5 menit untuk
memulai kristalisasi
Corong
Pisah
|
-
Ditambahkan HCl pekat
-
Diamati apa yang terjadi
Hasil
|
6.4
Pengujian Dengan Fenilhidratin
Tabung
Reaksi Besar
|
-
Dimasukkan 5 ml fenilhidrazin
-
Ditambahkan 10 tetes sampel yang akan
diuji
-
Ditutup dan diguncang 1-2 menit (hingga
mengkristal)
Corong
Hirsch
|
-
Disaring
-
Dicuci dengan sedikit air dingin
-
Direkristalisasi dengan sedikit matanol
dan etanol
-
Dikeringkan
-
Ditentukan titik lekehnya
-
Dilakukan pengujian dengan sikloheksanon
Gelas
Kimia
|
-
Dibuat turunan benzaldehid dan
sikloheksanon dari 2,4dinitrofenilhidrazin
-
Ditentukan titik lelehnya
Hasil
|
6.5 Pembuatan Loksim
Erlenmeyer
50 ml
|
-
Dilarutkan 1 gr Hidroksilamin HCl &
1,5 gr natrium asetat trihidrat dalam 4
ml air
-
Dipanaskan larutan
-
Ditambahkan sikloheksanon
-
Ditutup dan diguncang selama 1-2 menit
-
Diamati pada waktu mana zat padat
sikloheksanon oksim terbentuk
-
Didinginkan dalam lemari ES
Corong
Hirsch
|
-
Disaring
-
Dicuci dengan 2 ml air ES
-
Dikeringkan dan ditentukan titik
lelehnya
Hasil
|
6.6
Reaksi Haloform
Erlenmeyer
50 ml
|
-
Dimasukkan 5 tetes aseton dan larutan
NaOH 5%
-
Ditambahkan 10 mliodium iodida
-
Digoncang-goncang sampai warna coklat
tidak hilang lagi
-
Dilakukan pengujian terhadap
isopropanol,2-pentanon dan 3-pentanon
-
Daiamati dan dicatat
Hasil
|
3.7
Kondensasi Aldol
Erlenmeyer
|
-
Dimasukkan 0,5 asetaldehid dan 4 ml
NaOH 1%
-
Diguncangkan dan dicatat baunya (sisa
asetaldehid)
-
Dididihkan campuran reaksi selama 3
menit
-
Dicatat (hati-hati bau tengik dari
krotonaldehid
Alat
Refluks
|
-
Disussun
Labu 50 ml
|
-
Ditempatkan 5 ml etanol, 1ml aseton 2 ml benzaldehid dan 5 ml larutan
NaOH 5%
-
Direfluk campuran selama 5 menit
-
Didinginkan
Corong
Buchner
|
-
Dikumpulkan Kristal
-
Direkristalisasi dengan etanol
-
Ditentukan titik lelehnya
Hasil
|
LINK VIDEO
PERCOBAAN :
Sebagai
contoh agar lebih memahami pratikuk kali ini mengenai reaksi-reaksi Aldehid Dan
keton berikut anda dapat melihatnya pada link dibawah :
PERTANYAAN
PRA PRATIKUM
1.
Dari video di atas coba anda perhatikan
bagaimana cara melakukan uji iodofrom?
2. Dengan mengamati video diatas coba anda
jelaskan bagaimana cara melakukan uji Benedict ???
3.
Pada video diatas apakah yang dapat
digunakan untuk mengukur keasaman alcohol?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 1uji iodoform dilakukan dengan cara menambahkan 10 tetes sampel dan 2 ml liter air dan 2 ml liter NaOH kemudian d angkat dan d goncang kemudian d hangtkan dan kemudian d tambahkan iodin sampai lrutn berwarna coklat (sanaq elfira, A1C117071)
BalasHapusHallo ika, saya Yuyun Ernawati NIM A1C117063, akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3.
BalasHapusMenurut saya,mengukur keasaman alkohol dapat digunakan kertas lakmus dan juga kertas ph.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2. uji Benedict pada percobaan di atas pada lima bahan sampel di tetesi dengan pereaksi Benedict yang nantinya akan timbul warna merah jika ada aldehid di dalamnya (sheila sagita, 09)
BalasHapus