Senin, 25 Februari 2019

JURNAL KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH


JURNAL
PRATIKUM KIMIA ORGANIK I








DI SUSUN OLEH :

NAMA   : IKA ERMAYANTI
NIM        : A1C117031
KELAS  : REGULER A



DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019







PERCOBAAN II


I Judul :  Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh


II Hari/ Tanggal : Kamis, 28-02-2019

III Tujuan : Adapun tujuan dari pratikum ini adalah ;

1.        Dapat memahami prinsip-prinsip dasar dalam penentuan titik leleh senyawa murni
2.    Dapat melakukan kalibrasi thermometer sebelum digunakan untuk penentuan titik leleh suatu       senyawa murni
3.       Dapat membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni.
4.       Dapat melakukann penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai sampel



IV Landasan Teori

Zat padat merupakan suatu zat yang molekul-molekulnya berbentuk kisi-kisi yang tertib serta diikat oleh gaya-gaya elektrostatik dan gravitasi. Jika kita memanaskan suatu zat maka energy kinetic dari molekul-molekul zat tersebut akan naik. Maka akan menyebabkan molekul itu bergetar dan suatu ketika pada suhu tertentu ikatan-ikatan dari molekul zat padat akan lepas sehinnga zat padat akan meleleh. Titik leleh senyawa murni merupakan suhu tertent dimana fasa padat dan fasa cair senyawa tersebut, berada pada kesetimbangan dan pada tekanan 1 atm. Dan untuk merubah dari bentuk padatan kemudian menjadi bentuk transisi antara padat dan cair hingga benar-benar meleleh menjadi cair ini di butuhkan suatu kalor, proses pelelehan ini bersifat setimbang atau reversible sehingga dari padatan yang telah meleleh menjadi cair ini nantinya dapat berubah kembali menjadi padat dengan adanya pengaturan dari susu dan temperature tertentu. Semakin tinggi kemurnian suatu zat makan range (trayek) suhu lelehnya semakin sempit. Dan tidak lebih dari satu (1) drajat. Dan yang dimaksud  dengan senyawa tidak murni yaitu ketika ada zat asing yang masuk kedalam kisi zat padat sehingga dapat mengganggu seluruhh kristalndan membentuk ikatan-ikatan didalamnya. Sehingga titik leleh senyawa tidak murni ini akan lebih rendah dari senyawa murninya sehingga range (trayek) lelehnya akan semakin meluas (Tim Kimia Organic. 2019: 13).

Ketika kita akan melakukan suatu pengukuran tentunya kita harus mempunyai alat ukur yang sesuai. Sebagai contoh yaitu thermometer yang digunakan sebagai alat dalam pengukuran suhu baik dalam kondisi suhu minus atau pun suhu panas sekalipun. Pengukuran suhu ini sangatlah penting dilakukan, terlebih untuk seorang pratikan ataupun seorang yang berkerja di laboratorium, sebelum pratikan melakukan sebuah percobaan atau pencampuran reaksi, seharusnya pratikan mengukur suhu lingkungan dann juga system yang berkaitan dengan percobaan yang dilakukan. Karena suhu juga dapat mempengaruhi dari suatu zat kimia yang ada. Namun sebelum thermometer digunakan alangkah baiknya untuk dikalibrasi terlebih dahulu untuk membuktikan thermometer yang kita gunakan masih layak pakai atau tidak. Serta sebagai seorang yang di laboratorium harus selalu menjaga setiap alat yang ada baik dari penggunaan dan penyimpanan tidak boleh sembarangan. Karena alat kimia yang di laboratorium kebanyaan cukup sensitive dan jika dilakukan secara tidak terawat (sembarangan) dapat menyebabkan alat rusak.


Keadaan dari suatu zat tentunya dapat berubah bias tergantung dari suhu, tekanan dan sebagainya, sebagai  contoh air dapat menjadi es yang berbentuk padat kemudian air juga dapat menguap menjadi gas. Kondisi dimana suatu zat padat menggambarkan keadaan dimana zat tersebut  pada suhu tertentu mulai berubah fasa dari keadaan padat menjadi gas disebut titik leleh. Titik leleh dari setiap zat padat pun berbeda tergantung juga dari komponen zat tersebut. Semakin tinggi suhu yang diperlukan untuk meleleh maka semakin tidak murni zat padat tersebut dalam kata lain sudah tercampur dengan zat asing. Oleh karenanya dikatakan perbedaan suhu suatu zat saat mulai meleleh sampai dengan meleleh seluruhnya menggambarkan tingkat kemurnian zat tersebuthttp://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/

Pelarut murnii yang paling sering dihguanakan dan dipakai adalah air yang juga dapat mengalami perubahan fasa dari es menjadi air cair, dan kemudian berubah menjadi uap air. Wujud es ini merupakan padatan, sementara air adalah cair, dan wujud uap air adalah gas, yang mana ketika kita didihkan air pada panas nyala api air akan menguap. padahal ketiga materi tersebut (air) mengandung molekul-molekul yang sama, yaitu H2O. tetapi dapat berubah-ubah bentuk. Hal ini dikarenakan molekul-molekul  mengalami interaksi yang berbeda dalam ketiga wujud air tersebut. Ketika dalam bentuk es molekul-molekul H2O saling berinteraksi melalui ikatan hidrogen yang kemudian membentuk jaringan tiga dimensi. Jaringan tiga dimensi ini mengakibatkan molekul-molekul H2O terikat secara kuat satu sama lain dan tidak memungkinkan untuk bergerak bebas dan random, peristiwa ini lah yang terjadi sehingga air dapat berwujud padat. Molekul-molekul H2O dalam air cair saling berinteraksi melalui ikatan hidrogen tanpa membentuk jaringan tiga dimensi. Ikatan hidrogen tanpa jaringan tiga dimensi lebih lemah dibandingkan ikatan hidrogen dengan jaringan tiga dimensi. Hal terserbut mengakibatkan molekul-molekul H2O dapat bergerak bebas dan random, maka dalam kasus ini air tetap pada bentuk cairnya. Sedangkan interaksi antar molekul H2O dalam uap air sangat lemah. Hal tersebut mengakibatkan molekul-molekul H2O dapat bergerak tanpa batas, maka inilah yang menyebabkan air menjadi berwujud gas (Muchson.2013: 15).

Semua senyawa di muka bumi ini pastinya terdiri dari atom-atom yang mana atam atom tersebut saling berintraksi dan membentuk ikatan-ikatan sehinnga membentuk seuatu senyawa, baik itu berbentuk, padat, cair, gas maupun koloid. Berbeda-bedanya bentuk dan sifat senyawa ini disebabkan interaksi / ikatan yang terbentuk itu berbeda dan kekuetan ikatnya pun berbeda sebagai contoh ada yang namnya ikatan kovelan yaitu terjadi bila atom tersebut menggunakan bersama electron (pemaiakian bersama sepasang electron) ada juga yang namanya ikatan ionic yaitu bila suatu atom dengan atom lain terikat oleh gaya elektrostatik  yang terdiri dari logam dengan non logam. Dimana jika suatu zat yang berikatan kovalen maka titik didih dan titik lelehnya rendah sebaliknya jika suatu zat yang berikatan ionic maka mempuyai titik leleh dan titik didih yang tinggi dan juga semakin kuat ikatan semakin besar energy yang diperlukan untuk memutuskannya ( Oxtoby, 2001 :90-94).

Titik beku suatu zat cair yaitu jika sushu tertentu pada tekanan tertentu sama dengan tekanan uap pelarut murninya. Titik beku normail air yaitu 0oC yang di ukur pada tekanan 1 atm. Adanya zat asing yang masuk kedalam pelarut murni menyebabkan senyawa tersebut tidak murni lagi atau disebut sebagai pelarut sehingga adanya zat zat terlarut ini menyebabkan penurunan tekanan uap larutan sehingga tekanan uap air pelarut murni lebih tinggi dibandingkan pelarut yang telah tercampur dengan zat lain. Sehnnga pelarut yang sudah tercampur ini akan cepat membeku di bandingkan dengan pelarut murninya. Contohnya saja ketika kita masukkan air dan bubur kacang hijau di dalam lemari es maka akan lebih cepat bubur kacang hijau yang berubahh menjadi es di bandingkan dengan air, air ini dikatan sebagai pelarut murni sedangkan bubur kacang hijau dikataka pelarut yang sudah di campuri oleh zat asing.  Larutan ini membeku pada suhu tertentu jadi larutan membeku pada suhu yang lebih rendah di bandingkan dengan titik beku pelarut murninya (Sujadi,1985 : 44-46).

Thermometer merupakan alat pengukur suhu yang sangat diperlukan dalam ilmu pengetahuan. Ada banyak sekali jenis thermometer yang dapat digunakan untuk pengukuran. Hal ini disebabkan karena thermometer ini memang selalu berkembang dari dahulu hingga sekarang yang bertujuannya yaitu agar di perolehnya alat pengukuran yang sangat tepat dan akurat dalam pengukuran. Dan sebenarnya masing masing jenis thermometer ini mempunyai kekurangan dan kelebihan tersendiri. Contohnya ada thermometer air raksa. Thermometer alcohol, thermometer digital dan sebagain ( Day & underwood ;126-127).

Termometer merupakan suatu alat ukur yang digunakan dalam pengukuran suhu. Thermometer juga bias digunakan dalam penentuan titik kritis pengolahan mkanan, namun alangkah lebih baik dan akuratnya jika sebelum thermometer digunakan dilakukan suatu kalibrasi yaitu untuk mengecek ke akurasi-an alat. Apakah alat tersebut masih bagus atau tidak. Menurut Surono dkk (2018;161) cara kalibrasi thermometer ini cukup mudah untuk dilakukan, sebagai berikut:
1.      Kita dapat menggunakan air suling ataupun menggunakan air camouran es bahkan bias juga dengan menggunakan air yang di didihkan
2.      Dalam proseskalibrasi ini kita juga  harus mempertimbangkan ketinggian lokasi tempat kita melakukannya  karena lokasi mempengaruhi tekanan dan tekanan mempengaruhi suhu. Di permukaan laut air murni mendidih pada suhu 1000C pada ketinggian  0 meter  yaitu ketika tekanan satu atm dan mendidih pada suhu -100C
3.      Setelah itu kita kalibrasi dengan mengenakan ujung thermometer dengan air (baik es, suling maupun mendidih) jika thermometer tersebut dapat mengukur suhu  seperti yang di jelaskan pada point 2 maka thermometer itu bagus.


V Alat dan Bahan

5.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada pratikum ini ialah :
1.      Labu erlemeyer 250 ml       8. Tabung reaksi
2.       Termometer                        9. Gelas ukur
3.      Gabus                                  10. Gelas kimia
4.      Penjepit                               11. Batang pengaduk
5.      Bunsen                                12. MPA
6.      Kasa  dan Kaki tiga
7.      Pipa gelas kapiler

5.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada pratikum ini  ialah ;
1.      Es batu                      9.  Minyak
2.      Aquades
3.      Naftalen
4.      Glukosa
5.      Alpha-naftol
6.      Asam benzoate
7.      Maltose



VI Prosedur Kerja

6.1 Kalibrasi Termometer
Labu Erlenmeyer
-          Dicampurkan bubuk es dan air hingga 2/5 bagian volumenya
Termometer
-          Di masukkan kedalam labu sampai menyentuh es dan air tadi
-          Dibuat sumbat pada mulut labu dengan gabus
-          Dicatat batas bawah skalantermometer tersebut (0)
-          Diangkat thermometer dan di ulangi prosedur seperti tadi
-          Dirancang kembali alat seperti tadi
Labu Erlenmeyer
-          Didisi 2/5 bagian dengan air
Termometer
-          Dimasukkan kedalam labu hingga 1cm  di atas permukaan air
-          Disumbat denagn thermometer tetap di usahan vertical
Bunsen
-          Dilakukan pemanasan dan dicatat suhu air mulai mendidih hingga suhu konstan
-          Ulangi prosdur sekali lagi
Hasil

6.2 Penentuan titik leleh
Pipa grlas kapiler
-          Dibakar ujung sehingga tertutup
-          Dimasukkan sampel dari ujung lainnya (dengan tinggi tidak lebih 2mm)
-          Diikatkan dengan thermometer dengan benang
Erlenmeyer
-          Dimasukkan alat tadi kedalam Erlenmeyer yang telah diisi air atau minyak  dengan batas 2/3 nya
-          Disumbat dengan gabus pada mulut Erlenmeyer
Bunsen
-          Dipanaskan alat tadi perlahan-lahan
-          Dicatat suhunya  saat tepat zat meleleh
-          Diulangi prosedur dari awal hingga akhir untuk zat murni yang terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoate dan maltose,
-          Dilakukan lagi cara yang sama menentukan titik leleh campuran dua senyawa dengan proporsi 1;1, 1;3, dan 3;1
-          Digambar titik autentik yang diperoleh
Hasil 


Hati-hati :
Pilih oil bath atau water bath sebagai pemanasan sesuai dengan TL zat dan dilakukan pemanasan perlahan serta berilah rongga udara yang cukup pada saat menyumbat mulut Erlenmeyer agar jagan terjadi loncatan tutup gabus yang digunakan

6.3 Demonstrasi titi leleh dengan MPA (melting point apparatus)
Alat ini digunakan untuk penentuan titik leleh dengan menggunakan sumber panasnya listrik dan skala suhu ditunjukkan oleh sinyal digital.
Sampel yang akan ditentukan titik lelehnya ditempatkan pada pipa gelas kapiler setebal lebih kurang 2mm. pipa kapiler ini akan ditempatkan alat bagian atas. Terdapat tiga lubang yangn diameternya 3mm, lubang tengah buat kapiler yang berisi sampel dan dua lubang lain diisi dengan pipa kapiler kosong (blanko).
Alat kemudian dihubungkan dengan tombol listrik dan on-kan. Variable suhu dapat diatur dengan tombol agar naik secara constant dengan kecepatan tertentu. Pegamatan dapat dilakukan dari lubang kecil di sisi depan alat ini. Perhatiakan variable suhu saat zat mulai meleleh.




LINK VIDEO :
Berikut adalah contoh dari video tentang ppengukuran titik leleh naftalen:





PERTANYAAN  PRA PRATIKUM :

1. Berdasarkan video di atas, jelaskan bagaimana cara kita melakukan pengecekan pada titik leleh dari naftalen?

2. coba anda sebutkan nama alat yang dapat digunakan sebagai pengukur titik leleh dan jelaskan cara memakainya!

3. pada pratikum yang terdapat pada video di atas mengapa pada saat pengukuran dengan termometer harus di aduk-aduk airnya?

6 komentar:

  1. Saya febry aryanti huta uruk (A1C117073) akan membantu menjawab pertanyaan nomor 3. Menurut saya, tujuan dari dilakukannya pengadukan air pada saat pengukuran adalah untuk memperoleh suhu yang setimbang dan merata disetiap bagiannya, terimakasih.

    BalasHapus
  2. Baiklah, saya mirnawati dengan nim 12. Saya akan menjawab permasalahan pada nomor 2. Dalam video tersebut ada dua alat yang digunakan ada Mpa dan termometer, Mpa cara pemakaiannya dengan menggunakan listrik sedangkan termometer cara memakainya dengan mencelupkan bagian ujung termometer kedalam zat yang akan diukur suhunya. Terimakasih

    BalasHapus
  3. Nama saya Hefty Juwita (A1C117053), saya akan menjawab pertanyaan nomor 1. Menurut saya, titik leleh naftalen dapat diketahui dengan dua prosedur. Pertama, dengan menggunakan MPA. Kedua, diukur suhunya dengan termometer. Terimakasih.

    BalasHapus
  4. Semangat terus kak,semoga sukses yaaa

    BalasHapus
  5. Bagus sangat, semoga berkah dan bermanfaat...

    BalasHapus

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN 8   ( KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM )