LAPORAN 
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN 5
( REAKSI-REAKSI ALDEHID DAN KETON )
DI
SUSUN OLEH :
NAMA   : IKA ERMAYANTI
NIM        : A1C117031
KELAS  : REGULER A
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
VII DATA PENGAMATAN
           7.1 Uji cermin kaca, Tollens
| 
No. | 
Perlakuan | 
Pengamatan | 
| 
1. | 
 Dimasukkan pereaksi ke dalam 4 tabung reaksi | |
| 
2. | 
Diuji
  pada formalin, benzaldehid, aseton, sikloheksanon dengan menambahkan 2 tetes
  bahan tersebut. | 
        Pada formalin ketika dimasukkan
  ke dalam tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens terbentuknya cermin kaca. | 
| 
          Pada benzaldehid
  ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens tidak
  terjadi apa-apa dan tidak terbentuk cermin kaca. Lalu dipanaskan, setelah
  dilakukan pemanasan selama 5 menit terbentuklah cermin kaca | ||
| 
        Pada aseton ketika
  dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens tidak terjadi
  apa-apa dan tidak terbentuk carmin kaca. Setelah dilakukan pemanasan pun
  tidak terbentuk cermin kaca. | ||
| 
           Pada sikloheksanon
  ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens tidak
  terjadi apa-apa dan tidak terbentuk carmin kaca. Setelah dilakukan pemanasan
  pun tidak terbentuk cermin kaca. | 
7.2 Uji Fehling dan Bennedict
| 
No. | 
Perlakuan | 
Pengamatan | 
| 
1. | 
 Dimasukkan 5 ml pereaksi bennedict ke dalam
  4 tabung reaksi | |
| 
2. | 
Diuji
  pada formaldehid, benzaldehid, aseton, sikloheksanon dengan menambahkan
  beberapa tetes bahan tersebut. Dan ditempatkan tabung reaksi dalam air mendidih
  selama 10-15 menit | 
           Pada formaldehid
  ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi pereaksi bennedict
  terjadi perubahan warna menjadi warna biru yang lebih pekat dan dibagian
  bawah terdapat endapan berwarna merah bata. | 
| 
         Pada benzaldehid
  ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi pereaksi bennedict,
  larutan menjadi 3 lapisan, di bagian atas larutan berwarna biru pekat, di
  bagian tengah berwarna bening dan di bagian bawah berwarna biru muda.  | ||
| 
      Pada aseton ketika
  dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi pereaksi bennedict, larutan
  menjadi berwarna biru pekat dan tidak terbentuk lapisan. | ||
| 
      Pada sikloheksanon
  ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi pereaksi bennedict,
  tidak terdapat endapan, di bagian atas terdapat minyak dan dibagian bawah
  larutan berwarna biru muda, lalu dipanaskan selama 5 menit warna biru
  tersebut berubah menjadi warna kehijauan 
. | 
7.3 Pengujian dengan Fenilhidrazin
| 
No  | 
Pengamatan  | 
Perlakuan  | 
| 
1 | 
5 ml fenilhrazil  dimasukkan
  kedalam 2 tabung reaksi  | 
Fenilhidrazin berwarna kuning | 
| 
2 | 
Fenilhidrazin + benzaldehid digoyangkansambil ditutup selama 1-2
  menit. Campuran tersebut ditambah air es +etanol+methanol | 
Terbentuk kristal kuning terang, berbau menyengat dan panas.Titik
  lelehnya 70 | 
| 
3 | 
Fenilhidrazin + sikloheksanon digoyangkan sambil ditutup selama 1-2
  menit.Campuran tersebut ditambah air es + etanol + methanol.lalu dikeringkan
  tentukan titik lelehnya. | 
Terbentuk kristal kuning, berbau 
menyengat dan panas 
Titik lelehnya 80 C | 
7.4 Pembuatan Oksim
| 
No. | 
Perlakuan | 
Pengamatan | 
| 
1. | 
Dilarutkan
  1 gr hidroksilamin HCl dan 1,5 gr CuSO4. 5 H2O di dalam
  4 ml air | 
 Larutan menjadi berwarna hijau tua | 
| 
2. | 
Dipanaskan
  larutan sampai 35°C dan ditambahkan sikloheksanon digoncang selama 1-2 menit | 
Larutan
  berubah warna menjadi warna hijau lumut keruh membentuk endapan putih. | 
| 
3. | 
Dinginkan
  labu dalam lemari es, disaring kristal, dicuci dengan 2 ml air es. | 
Endapan
  menjadi bersih. | 
7.5 Reaksi Haloform
| 
No. | 
Perlakuan | 
Pengamatan | 
| 
1. | 
 Tabung reaksi diisi 3 ml NaOH 5% ditambahkan
  dengan 5 tetes aseton | 
 Warna menjadi bening | 
| 
2. | 
Lalu
  ditambahkan 3 tetes larutan iodium iodida | 
Warna
  berubah menjadi seperti betadine | 
| 
3. | 
Tabung
  digoncang hingga warna coklat tidak hilang lagi | 
Terdapat
  endapan berwarna kuning | 
| 
4. | 
Diuji
  juga pada 2-propanol, 2-pentanon, sikloheksanon | 
·        
  2-propanol : terbentuk 3 lapisan atas berwarna kuning bagian
  tengah kuning pekat dan bagian bawah kunig kecoklatan | 
| 
·        
  2-pentanon : terbentuk dua lapisan bagian atas magenta dan bagian
  bawah kemerahan | ||
| 
·        
  Sikloheksanon :
  terbentuk 2 lapisan, larutan bagian atas berwarna ungu, dan larutan bagian
  bawah berwarna merah. | 
7.6 Kondensasi Aldol
| 
No | 
Perlakuan  | 
Pengamatan | 
| 
1 | 
Pada saat ditambahkan 0,5 ml
  asetaldehid dengan 4 ml larutan NaOH 1% dan larutan di goncangkan  dan dipanaskan selama 3 menit | 
 awalnya larutan berwarna bening dan berbau seperti balon setelah di panaskan larutan berubah warna menjadi warna kuning dan pada saat setelah pemanasan timbul bau tengik | 
| 
2 | 
campurkan 5 ml etanol, 1 ml
  aseton dan 2 ml benzal dehid serta 5 ml larutan naOH 5%  | 
 Warna larutan menjadi coklat pekat  | 
| 
3 | 
Direfluk selama
  5 menit | 
Diperoleh destilat
  sebanyak 5 ml dan berwarna coklat  | 
| 
4 | 
Direkristalisasi
  dengan merendam pada air es | 
Terbentuk larutan
  jenuh / koloid berwarna coklat ( pada percobaan ini kami tdak meroleh kristal)
  sehingga tdak dapat dihitung titik lelehnya | 
VIII
PEMBAHASAN
8.1
Uji Cermin Kaca (Tollens) 
Berdasarkan
tingkat kemampuan oksidasi reaksi aldehid dan keton sangat berbeda. Dimana
aldehidlebih mudah untuk dioksidasi apalagi jika dilakukan pengoksidasi dengan
reagent tollens namun pada keton agak sulit jika di oksidasi oleh karenanya
tidak bereaksi dengan reagent tollens, sifat inilah yang digunakan untuk dapat
mengidentifikasi serta membedakan antara aldehid dan keton. Reagent Tollens
dapat dibuat dengan mencampurkan 2 ml larutan perak nitrat 5% dengan 2 tetes
larutan NaOH 5% dan ditambahkan pula tetes demi tetes ammonium hidroksida
2%  secukupnya sambil diaduk. Dimana
apabila suatu sampel di reaksikan dengan reaksi tollens dan muncul endapan
cermin perak pada dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan bahwa sampel itu
merupakan suatu senyawa aldehid. 
Pada
percobaan ini digunakan empat tabung reaksi yang diberi masing masing darii empat
tabung degan reaksi Tollens yang kemudian pada tabung pertama di beri dengan 2
tetes formaldehid dan di aduk selama 10 menit hasilnya terbentuklah cermin kaca
dan pada tabung kedua diberi dengan 2 tetes Benzaldehid   meski ketika di kocok belum terbentuk cermin
perak namum setelah pemanasan 5 menit terbentuklah cermin berak dan pada tabung
ketiga dank empat dimaukkan berurutan aseton dan sikloheksana sebanyak dua
tetes pada pengocokan tidak terbentuk cermin perak begitu pula pada pemanasan
tidak menghasilkan cermin perak pada bagian dinding tabung reaksi. Yang mana
menunjukkan bahwa formaldehid dan benzal dehid adalah senyawa aldehid sedangkan
aseton dan sikloheksnon adalah bukan senyawa aldehid karena tidak bereaksi
dengan reagent tollens.
8.2
Uji Fehling dan Benedict
Larutan
Benedict dapat digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi dalam suatu
sampel dengan prinsip pengujiannya sama dengan uji menggunakan larutan Fehling
dimana Gula pereduksi yang dapat diuji berupa monosakarida, disakarida kecuali
sukrosa . Larutan Benedict akan menguji keberadaan gugus aldehida dan keton.
Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang
digunakandalam pengujian ini adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling B (NaOH
dan KNa tartarat). Pada saat uji fehling pemanasan dalam reaksi ini
bertujuan agar gugus aldehida pada sampel terbongkar ikatannyadan dapat
bereaksi dengan ion OH- membentuk asam karboksilat. Cu2O (endapan merah
bata)yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi pembentukan asam
karboksilat
Cara
membuat Larutan Benedict yaitu dengan melarutkan 173 gr natrium sitrat dan 100gr
natrium karbonat dalam 750 ml Aquades kemudian diaduk sembari ditambahkan CuSO4.5H2O
dalam 100 ml air dan kemudian di encerkan hingga volume 1 liter . sedang cara
membuat larutan fehling yaitu ada dua yaitu larutan fehling A dan larutan
fehling B. cara penbuatan Fehling A yaitu dengan melarutkan 69 gr CuSO4.5H2O
dalam 1 liter air suling sedangan untuk fehling B yaitu dengan cara 346 gr
natrium kalium atau garam Rochelle di dalam larutan NaOH 10 %.. setelah itu
larutan fehling A dan  B yang sama banyak
dapat di icampurkan. 
Pada
percobaan ini kami memakai 4 tabung reaksi yang nantinya di uji dengan pereaksi
Fehling A dimana 4 tebung tersebut ialah, tabung satu diisi dengan Formal dehid
yang di uji menghasilkan larutan berwarna biru pekat dan pada bagian bawah
terdapat endapan berwarna merah bata sedangkan pada tabung yang kedua di isi
dengan Benzaldehid yang menghasilkan larutan dengan tiga lapisan yang mana
lapisan atas berwarna  biru pekat
tengahnya bening dan bagian bawah warna biru pudar, sedangkan pada tabung
ketiga yang di beri dengan aseton menghasilkan larutan berwarna biru pekat
sedangkan pada tabung terakhir yang diberi dengan sikloheksanon warna larutan
biru dan seperti tercampur minyak dan setelah di panaskan larutan berwarna
kehijauan 
8.3
Pengujian dengan Fenilhidrazil  
Pada
uji dengan fenilhidrazil reaksi ini menunjukkan positif ditunjukkan dengan
adanya endapan berwarna kuning yang terbentuk. Uji ini akan menunjukkan hasil
positif bila direaksikan pada senyawa keton dan aldehid. Hal ini menunjukkan
ikatan rangkap keton dan aldehid terkonjugasi.
C═O
+ H2NNHC6H5 ──────► C═NNHC6H5 +
H2O
Pada
percobaan ini kami menambahkan 5 ml Fenilhidrazil dengan 10 ml tetes bahan yang
akan di uji kemudian di guncang selama 1-2 menit dengan bahan yang kami uji
yaitu benzaldehida dimana larutan Fenilhidrazil yang awalnya kuning jernih
menjadi terbentuk Kristal berwarna kuning oranye dengn bau yang menyengat
dengan pengukuran titik leleh 70oC sikloheksanon yang mana nantinya
akan terbentuk Kristal kuning orange juga dengan pengukuran titik leleh 80oC.
Yang mana menunjukkan bahwa benzaldehid bereaksi positif dengan
fenilhidrazil  yangmerupakan senyawa
aldehid. Sedangkan sikloheksanon juga bereaksi positif dengan fenilhidrazil
yang merupakan senyawa keton.
pada
uji 2,4 dinitrophenylhydrazine benzaldehide menunjukkan hasil yang berbeda
dengan heksanon, aseton dan sampel. Hasil reaksi 2,4 dinitrophenylhydrazine
dengan benzaldehide menghasilkan endapan oranye, sedangkan sisanya menghasilkan
endapan kristal. Dari hasil ini dapat disimpulkan kalau heksanon, aseton dan
sampel memiliki kesamaan. Dari uji dinitrophenylhydrazine disimpulkan sampel
kemungkinan termasuk dalam keton.
8.4
Pembuatan Oksim 
Pada
percobaan ini dilarutkan 1 gr Hidroksilamin HCl dan CuSO4.5H2O
dalam 4 ml air yang kemudian ditambahkan sikloheksanon  yang mana warna larutan menjadi keruh  dan saat di panaskan sekitar 10 menit larutan
menjadi jernih kembali dan tutup labu kemudian d guncang selama 1-2 kedua
larutan memisah seperti ada minyak yang sedikit keruh dibagian atas.
Rumus
derifat amonia yang dibuat menggunakan hidroksilamin NH2OH yang
merupakan Kristal padat kristal padat yang dapat digunakan untuk mengenali
senyawa karbonil tertentu inilah yang disebut dengan larutan Oksim. Reaksi ini
hanya terjadi pada senyawa keton yang pada akhir reaksi ditandai dengan adanya
padatan/kristal. Dengan rumus reaksi dapat ditulis sebagai berkut;
═O
+ H2N─OH ───────► ═N─OH + H2O
dengan mereaksikan aldehid dan keton dengan
hidroksilamin meenghasilkn larutan oksim. Reaksi menyebabkan nukleofilitas dari
nitrogen pada hidroksilamin meningkat dengan kehadiran oksigenkemudian terjadi
transfer proton beruntun memungkinkan terjadinya eliminasi terhadap air.
Yang membentuk larutan oksim isomer geomrtrik.
8.5
Reaksi Halofrom
Pada
percobaan ini dimasukkan 5 tetes aseton dan 3 ml larutan NaOH yang menghasilkan
warna larutan jernih dan ditambahkan 10 ml larutan iodide yang menghasilkan
warna merah betadine dan setelah di goncangkan warna coklat jadi pudar menjadi
seperti kekuningan dan terdapar endapan serta bau yang menyengat. Kemudian pada
pengujiana aseton 2 propanal terbentuk larutan dengan 3 fase dimana bagian atas
kuning di bagian tengah kuning pekat dan pada bagian bawah kuning kecoklatan,
sedangkan pada pengujian sikloheksanon terbentuk dua lapisan yang mana tas
berwarna magenta sedangkan bagian bawah berwarna merah. Dan pada pengujian 3
pentanon kami mengujinya degan mengganti menjadi tembakau karena di mungkinkan
ada keton dalam tembakau yang kemudian di gerus dan di uji menghasilkanlarutan
dengan endapan berwarna cokla. Reaksi ini positif dintunjukkan dengan adanya
endapan kuning iodoform dan berbau khas. Uji ini tak spesifik karana hanya terjadi
pada metil keton saja. Iodin merupakan zat pengoksidasi yang lembut.
8.6
kondensasi Aldol 
Pada
saat ditambahkan 0,5 ml asetaldehid dengan 4 ml larutan NaOH 1% dan larutan di
goncangkan  dan dipanaskan selama 3 menit
menghasilkan bau yang tegik dan menyengat. Setelah itu kami campurkan 5 ml
etanol, 1 ml aseton dan 2 ml benzal dehid serta 5 ml larutan naOH 5% NaOH ini
adalah berperan sebagai basa yang mengambil hidrogen membentuk enolat.
Barulah kemudian direfluk. 
Refluk
berfungsi sebagai pembuat campuran menjadi larutan yang homogen. Pada prosesnya
campuran awal pada labu dipanaskan sehingga timbul uap. Uap dari campuran itu
mengalir dalam alat refluks yang disitu terjadi reaksi pendinginan sehingga uap
kembali menjadi cairan. Kemudian cairan menetes kembali ke labu. Setelah
menjadi larutan homogen yang menetes kedalam labu lalu didinginkan pada air es
namun oada saat pendinginan kami tidak mendapatkan endapan kami hanya
memperoleh laruta koloid berwarna coklat, sehingga tidak bias ditentukan titik
lelehnya. 
Aldehid
dan keton pada kenyataannya tidak memiliki ikatan hidrogen donor dimana tidak
dapat memberikan sumbangan proton, oleh karena itu titik didihnya lebih rendah
dari pada alcohol oleh karenanya reaksi aldol ini mempunyai titik didih yang lebih
tinggi di bandingkan dengan krisal aldehid meskipun berat molekulnya hampir
sama dengan senyawa aldehid. Jadi senyawa-senyawa aldehid  dan keton
bertindak sebagai akseptor ikatan hidrogen hal ini yang menyebabkan senyawa
aldehid dan keton larut baik di dalam air. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/
IX
PERTANYAAN PASCA
1.      Bagaimana
cara membuat pereaksi tollens??
2.      Apa
yang terjadi jika senyawa tersebut bereaksi positif dengan pereaksi fehling?
3.      Apakah
peran dari Natrium Asetat di dalam pembuatan Oksim?
X
KESIMPULAN 
Adapun
kesimpulan yang dapat di ambil dari pratikum ini ialah 
1.      Kita
dapat mengetahui keberadaan senyawa aldehid dan keton dengan beberapa uji
diantaranya : uji Tolens, Uji Fehling, Uji Benedich, Uji dengan Fenildehidrazil,
Reaksi Halofrom, Uji iodofrom dan sebagainya 
2.      Dapat
mengetahui bahwa bahwa uji fehling dikatakan positif jika terdapat endapan
merah bata yang mengidentifikasi adanya Aldehid 
3.      Dapat
mengetahui cara membuat reagen pereaksi Benedich yaitu dengan cara melarutkan
Natrium Sitrat dan Natrium Karbonat di dalam Aquades sambil di aduk kemudian
disaring dan kedalam filtrate ditambahkan CuSO4.5H2O beri
air dan encerkan kembali.
XI
DAFTAR PUSTAKA 
·        
Antony. 2005. Kimia untuk Universitas. Jakrta : Erlangga.
·        
Cahyono, E. 2013. Sintesis dimetil asetal sitronelal dengan katalis gas hcl. Semarang
: universitas negri semarang. Jurnal FMIPA. Vol (36). No (1). ISSN 0215-9945
·        
Fessenden .1997  . Dasar
– dasar kimia organik . Jakarta : Binarupa Aksara.
·        
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/.
Diakses tanggal 21 maret 2019. 
·        
Pauling .2011. Kimia 1. Bogor : Quadro
·        
Tim Kimia Organik. 2015. Penuntun
pratikum kimia  orgaik 1. Jambi : universitas jambi
XII
LAMPIRAN
1. Reaksi Halofrom
2. pengujian Oksim
3. pengujian fehling
4. pengujian Benedich

5. pengujian fenilhidrazil





 
 
saya Erwin Pasaribu (A1C117003) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. reagen tollens dapat dibuat dengan mencampurkan 2ml larutan perak nitrat 5% dengan 2 tetes lareutan NaOH 5% dan ditambahkan pula tetes demi tetes amonium hidroksida 2% secukupnya sambil diaduk. terimakasih
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. Dalam pembuatan oksim natrium asetat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat terjadinya reaksi dalam pembuatan oksim (sheila sagita, 09).
BalasHapusPutri Ayu Indah Lestari (05) akan mecoba menjawab pertanyaan no 2. Mengenai reaksi positif pada fehling yaitu Jika bereaksi positif maka akan menunjukkan endapan warna merah bata pada sampel. Dan pada uji fehling ini terjadi reaksi reduksi dan oksidasi. Dimana uji fehling bertujuan untuk dapat membedakan senyawa aldehid dan keton. Pada aldehid biasanya yang membentuk endapan merah bata
BalasHapus