Rabu, 06 Maret 2019

LAPORAN ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN


LAPORAN

PRATIKUM KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAN I

( ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN)







DI SUSUN OLEH :

NAMA   : IKA ERMAYANTI
NIM        : A1C117031
KELAS  : REGULER A


DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019



VII Data Pengamatan

7.1 Analisa Unsur
7.1.1 Karbon dan Hidrogen
No
Perlakuan
Pengamatan
1
1-2 gr CuO dipanas kan pada Bunsen
Tidak terjadoi perubahan apa-apa warna CuO tetap hitam namun menjadi lebih kering
2
CuO  (masi panas) + gula
CuO dan gula bercampur tidak terjadi apa-apa
3
Campuran CuO dan gula dipanaskan dan dialirkan dalam tabung yang berisi 10 ml
Pada campuran timbul uap dan pada larutan Ca(OH)2 timbul gelembung

7.1.2 Halogen
A. Tes Beilsten
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Kawat tembaga dipanaskan di tetesi 2 tetes benzene
Pada saat pemanasan terlihat warna kemerahan pada kawat tembaga  dan setelah ditetesi dan di bakar warnanya menjadi hijau

B. Tes CaO
No
Perlakuan
Pengamatan
1
CaO dipanaskan
Terlihat warna keruh da nada seperti gumpalan sedikit
2
CaO di tambahkan benzene dan di tambahkan dengan 10 ml air suling dan ditambahkan HNO3
Warna larutan menjadi jernih

8.1.3 Metode Leburan dengan Natrium
A. Belerang 
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Larutan L (NAOH) ditambah asam asetat
Terbentuk larutan yang seperti setengah larut bias dikatakan seperti minyak yang ada dalam air (beda fasa) namun warna larutan yang terbentuk bening. Dan suhu larutannya hangat
2
Dididihkan dengan di tutupi menggunkan kertas saring yang ditetesi dengan Pb-asetat 10%
Waktu dipanaskan larutannya cepat mendidih dan meletup-letup sehinga kertas  saring yang di gunakan untuk penutup terangkat
3
Pada larutan L lainnya ditetesi 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida
Awalnya bening menjadi kuning

B. Nitrogen
                                    I.            pada senyawa amoniak
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Larutan L (ammoniak ) + FeSO4
Terdapat gumpalan coklat kehitaman dan berbentuk seperti serbuk besi
2
Larutan + 1 tetes FeCl3 + KF
Ketika ditambah 1 tetes FeCl3 warna larutan menjadi kuning. Ketika ditambah KF endapan jadi menyebar
3
Larutan  + NaOH
Endapan yang menyebar keseluruh bagian larutan mengendap lagi di bagian bawah
4
Dipanaskan pada nyala Bunsen
Air larutan menjadi kering dan pada pinggir gelas kimia terdapat warna putihh serta pada bagian tengah terdapat warna kuning
5
Didinginkan dan ditambahkan H2SO4 encer 
Endapan hilang dan berubah menjadi warna biru

                                 II.            pada senyawa putih telur
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Larutan L ( putih telur) + FeSO4 + 1 tetes FeCl3 +  KF
Pada penambahan FeSO4 terbentuk warna larutan kuning emas yang pekat namun setelah penambahan  KF agak lebih pudar
2
Larutan  + NaOH
Warna kuning pada larutan semakin pudar
3
Dipanaskan pada nyala Bunsen
Larutan hingga mendidih
4
Didinginkan dan ditambahkan H2SO4 encer 
Pada saat didinginkan terlihat turun serbuk berwarna biru berlin (sedikit) setelah di tambahkan H2SO4 muncul endapan biru berlin di bagian bawah dan pada atasnya berupa larutan berwarna kuning pudar

C halogen
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Larutan L diasamkan dengan HNO3 kemudian dididihkan
Pada saat pemanasan satu menit larutan telah mendidih
2
Larutan + 5 ml AgNO3
Warna yang bening berubah menjadi ke abu-abuan
3
Dilanjutkan pemanasan
Larutan sangat cepat mendidih dan warna larutan yang bagian atas berwarna hitam sedangkan pada larutan berwarna hamper abu-abu sedangkan di bagian bawah juga berwarna hitam, bagian ats yang berwarna hitam merupakan suatu gumpalan,

8.2 Penetuan  Kelas Kelarutan
8.2.1 Kelarutan dalam air
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Gula ditambah air dan dikocok
Larut belum sempurna karena gula memang larut tetapi masih ada sisa sedikit yang blom larutdan jernih
2
Tepung ditambah air dan dikocok
Warna larutan putih susu ada sebagian tepung yang tidak larut
3
Minyak dalam air dan dikocok
Tidak dapat bercampur terbentuk dua fasa yang berbeda
4
Putih Telur dalam air dan di kocok
Warna larutan agak keruh

8.2.2 Kelarutan dalam eter
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Gula ditambah eter dan dikocok
Larut sempurna dan jernih
2
Tepung ditambah eter dan dikocok
Warna larutan agak keruh dan sedikit larut
3
Minyak dalam eter dan dikocok
Jernih, dan minyak terlarut dalam eter
4
Putih Telur dalam eter dan di kocok
Warna larutan jernih namun terlihat adanya perbedaan fasa

8.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Gula ditambah NaOH dan dikocok
Larut sempurna dan jernih
2
Tepung ditambah NaOH dan dikocok
Warna larutan keruh dan terdapat gumpalan dibawah
3
Minyak dalam NaOH dan dikocok
Warna larutan keruh dan terbentuk dua fasa yang berbeda
4
Putih Telur dalam NaOH dan di kocok
Warna larutan jernih namun terlihat perbedaan dua fasa

8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3 5%
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Gula ditambah NaHCO3 dan dikocok
Larut sempurna dan jernih  serta timbul gelembung gas
2
Tepung ditambah NaHCO3 dan dikocok
Warna larutan keruh serta timbul gelembung
3
Minyak dalam NaHCO3 dan dikocok
Warna larutan jernih dan terlihat dua fasa yang berbeda
4
Putih Telur dalam NaHCO3 dan di kocok
Warna larutan jernih

8.2.5 Kelarutan dalamm HCl
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Gula ditambah  HCl dan dikocok
Larut sempurna denga capat dan jernih
2
Tepung ditambah HCl dan dikocok
Mula-mula keruh kemudian disaring dan dinetralkan dengan NaOH kemudian larutan menjadi jernih
3
Minyak dalam HCl dan dikocok
Warna larutan jernin namun terbentuk dua fasa yang berbeda
4
Putih Telur dalam HCl dan di kocok
Warna larutan  keruh  dan terdapat endapan putih dibawahnya

8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 pekat
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Gula ditambah H2SO4dan dikocok
Larut sempurna dan jernih
2
Tepung ditambah H2SO4 dan dikocok
Tidak ada panas maupun timbul gas
3
Minyak dalam H2SO4 dan dikocok
Warna larutan jernih dan terbentuk dua fasa yang berbeda
4
Putih Telur dalam H2SO4dan di kocok
Warna larutan  keruh dan terbentuk gumpalan

8.2.7 kelarutan dalam H3PO4 pekat
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Gula ditambah H3PO4 dan dikocok
Larutan jernih naming gula tidak larut melainkan meyebar kebagian larutan
2
Tepung ditambah H3PO4 dan dikocok
Warna larutan jernih serta terdapat endapan
3
Minyak dalam H3PO4 dan dikocok
Keruh dan terbentuk dua fasa yang berbeda
4
Putih Telur dalam H3PO4 dan di kocok
Warna larutan jernih


VIII Pembahasan

8.1 Analisa Unsur.

8.1.1 Karbon dan Hidrogen
 Suatu senyawa tersebut dapat dikatan senyawa organik ialah ketika dalam senyawa tersebut terkandung unsur C , H , dan O , dimana ketika kita membakar suatu senyawa organk akan menghasilkan uap air  (H2O) dan juga karbondioksida (CO2). Pada percobaan ini kami bertujuan untuk menganalisa unsur karbon dan atau hydrogen yang ada di dalam senyawa organik gula dengan ditambahkan CuO yang berwara hitam yaitu dengan penambahan senyawa  oksidator sehingga dapat mereduksi gula. Caranya yaitu dengan memanaskan serbuk tembaga oksida kering dengan tujuan untuk menguap kan zat yang tidak digunakan setelah itu selagi masi panas ditambahkan dengan gula yang terjadi reaksi kimia yang ditandai dengan adanya perubahan warna dan timbul asap, setelah itu gas yang dihasilkan dari pembakaran gula dialirkan antara gula dan tembaga (II) oksida ini dialir kan dengan pipa pengalir gas sehingga gas yang dihasilkan mengalir ke tabung yang diberi larutan Ca(OH)2 atau disebut sebagai air kapur.  Reaksi  yanngakan terjadi adalah :
CaOH2 + CO2           CaCO3 +  H2O
Terlihat pada pengamatan bahwa  pada tabung reaksi diatas larutan Ca(OH)2  ada gelembung gelembung yang timbul dan juga terlihat air kapur dalam tabung reaksi semakin keruh dan dibawah terdapat endapan CaCO3, dimana hal ini membuktikan bahwa dalam dalam gula terdapat karbondoiksida (CO2) yaitu unsur C dan O oleh karena itu kita dapat katakana bahwa gula merupakan senyawa organik.

8.1.2 Halogen
A.     Tes Beilsten
Uji beilsten merupakan merupakan salah satu uji senyawa organik dengan cara pemijaran menggunakan kawat tembaga dengan tujuan mengidentifikasi adanya unsur Halogen dengan adanya timbul gas ataupun timbulnya warna hijau. Cara pertama yang dilakukan yaitu dengan memanaskan kawat tembaga sampai berwarna kemerah-merahan diusahakan pemanasan kawat ini pada nyala api biru agar di dapat kan hasil yang lebih baik, karena nyala panas api yang biru lebih tinggi dan merata di bandingkan dengan api merah. Sehingga jika  kita panas kan pada nyala api biru kawat tembaga tidak mudah rapuh karena lamanya pemanasan. Kemudian ditetesi kawat dengan larutan benzene  ada nya penambahan benzene ini agar kawat tembaga lebih steril dari zat pengganggu kemudian dibakar kembali dan pada pengamatan pada kawat timbul warna oren kehujau-hijau yang menandakan adanya unsur halogen.

B.     Tes CaO 
CaO adalah rumus dari kalsium oksida atau dikenal dengan kapur tohor yang berbentuk padatan. Tes ini dilakukan untuk membuktikan ada nya hydrogen yaitu dengan cara memanaskan CaO dengan suhu tinggi dalam cawan porselin yang kemudian CaO menjadi menggumpal dan berwarna abu-abu kehitaman yang menandakan adanya unsur C (carbon) setelah itu kita angkat dan kita tetesi dengan benzene (selagi masih panas) yang kemudian memberkan warna putih yangmenendakan unsurkarbon tadi bereaksi dengan benzene dan larut setelah itu diberikan 10 ml air aquades terbentuk larutan dengan warna jernih, dan kemudian dilarutkan kembali kedalam HNO3 yang menimbulkan warna larutan menjadi agak keruh sehingga jika kita tidak mendapatkan larutan jernih maka kita harus saring laruran dengan kertas saring kemudian larutan yang telah disaring itu di masukkan AgNO3 dan warna larutannya menjadi keruh dan berwarna coklat ke samar abu-abu. Namun pada percobaan ini berdasarkan literature filtrate yang mengandung unsur halogen tadi ketika di tambahkam AgNO3 seharusnya larutan berubah menjadi hijau karena warna asli dari unsur halogen yaitu hijau. Kesalahan ini kemungkinkan karena sifat benzene yang bereaksi dengan halogen CaO dapat merubah sifat khas unsur halogen di dalamnya.

8.1.3  Metode Leburan Dengan Natrium

A.    Blerang
Pada bercobaan ini kami bertujuan untuk mengidentifikasi larutan L yang mengandung senyawa blerang. Yaitu pada percobaan ini yang kami gunakan adalah sebagai larutan L adalah NaOH dengan menambahkan asam asetat kedalam NaOH yang bertujuan untuk mengasamkan  larutan NaOH yang bersifat basa karena disini asam asetat merupakan asam kuat. Dan ketika dicampurkan warna larutan bening namun sepertii setengah larut (atau larut sebagian) dan suhunya menjadi hangat ini yang menendakan bahwa NaOH bereaksi dengan asam asetat kemudian dipanaskan dgan diatasnya ditutupi oleh kertas saringyang telah di tetesi oleh Pb hingga larutannya mendidih dan setelah di amati ternyata kertas sarinng trangkat yang menandakan bahwa pada larutan terkandung gas. Kemudian larutan L yang lain di tambahkan dengan Na-nitroprosida yang manna warna awal dari larutan L NaOH ini jernih menjadi kuning bening. Yang menandakan bahwa dalam larutan tersebut terdabat unsur blerang. Dan juga termasuk dari senyawa organi karena mengandung gas dengan unsur C dan O

B.     Nitrogen
Pada percobaan ini kami bermaksud untuk meneliti adanya unsur Nitrogen di dalam suatu larutan L, dan dimana disini larutan yang digunakan adalah amoniak dengan rumus molekul NH3  kemudian menetesinya dengan larutan FeSO4 dan pada pengamatan larurtan berubah menjadi warna kecoklatan dengan terdapat gumpalan-gumpalan kecil seperti serbuk coklat pekat di bagian atas larutan dan kemudian ditetesi kembali FeCl3 sehingga warnanya berubah menjadi kuning dan ditetesi kembali dengan Kf 10% maka gumpalan coklat yang terbentuk tadi menjadi buyar dan mmenyebar keseluruh bagian larutan lalu ditambahkan lagi NaOH yang menyebabkan terbentuknya endapan di dasarlarutan setelah itu larutan dipanaskan hingga airnya hamper mongering dan pada pinggir gelas kimia tedapat seperti serbuk kapur berwarna putih dan bagian tengahnya berwarna kuning,kemudian setelah dingin dan di tambahkan H2SO4 encer endapan  warna putih dan kuningnya hilang menjadi endapan berwarna biru berlin. Berdasarkan pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa dalam Amoniak terdapat nitrogrn yang ditandai dengan terbentuknya endapan biru berlin.
selain menggunakan amoniak kami jiga melakukan analisis dengan putih telur dimana ketika putih telur tersebut ditambahkan dengan FeCl3 dan ditambah KF sera ditambah degan NaOH pertama larutan ini berwarna kuning emas namun setiap,dilakukan penambahan dengan zat lain warna nya menjadi semakin pudar ( menjadi kuning pudar) kemudian dididihkan guna untuk menghilangkan zat dari gangguan zat lain sehingga zat lain bisa menguap dan tidak terjadi kopresipitasikemudian didinginkan dan pada saat pendinginan terlihat seperti ada sedikit serbuk berwarna biru berlin turun, kemudian ditambah dengan asam sulfar  H2SO4 makatimbullah endapan biru berlin  yang banyak dengan terbentuknya larutan berwarna kuning.

C.     Halogen
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi halogen yang terdapat didalam suatu larutan L. dimana larutan L yang kami gunakan  ialah NaOH dimana kemudian di campurkan dengan HNO3 yang mana larutannya menjadi jernih  kemudian dipanaskan kurang lebih satu menit hingga ia mendidih fungsi penangasan ini dalah untuh menguapkan zat yang tidak di ingin kana tau disebut zat pengganggu misalnya seperti N dan S, setelah itu ditambahkan kembali  AgNO3 encer yang membentuk larutan berwarna abu-abu baru setelah itu dilanjutkan pendidihan maka              pada pengamatan terlihat pada bagian atas larutan yang dipanaskan warnaya hitam sedangkan bagian tengah berwarna hitam keabuan dan bagian bawah juga berwarna hitam,  endapan yang timbul merupakan warna hitam yangterdapat pada larutan dan terlihatlah bahwa endapan tersebut banyak maka endapan tersebut menandakan adanya halogen, namun jika kita hanya mendapatkan sedikit endapan maka itu hanya pengotor dalam pereaksi.

8.2 Penentuan Kelas Kelarutan

8.2.1 Kelarutan dalam Air
Pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur. Dimana dari kelima bahan ini akan di uji kelarutannya di dalam ait apakah mrnunjukkan sifat positif atau negative. Dan berdasarkan pengamatan yang kami peroleh ketika gula dimasukkan kedalam air dan kemudian di kocok gula terlarut dalam air dengan warna larutan jernih. Karena itu gula (+) karena larutan yang dihasilkan jernih dan larut dalam air. Sedangkan untuk tepung ketika ditambahkan dengan air maka tepung dapat tercampur dengan air namun warnna larutan yang dihasilkna putih susu atau dikatan keruh yang menandakan tepung (-) karena tidak dapat larut dalam air. Sedangkan untuk Minyak ketika di tambahkan air kedalamnya meskipun warna larutan jernih (+) minyak dan air tidak dapat bercampur  dan pada Putih Telur ketika ditambahkan dengan air warna larutan menjadi putih keruh yang menandakkan (-).

8.2.2 Kelarutan dalam Eter
Sama seperti kelarutan pada air pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur serta eter yang kami gunakan adalah benzene. Dengan pengamatan yang kami peroleh ketika gula dicampurkan dengan benzene warna larutan yang dihasilkan jernih (+) namun belum semua gula larut kemungkinan diperlukan waktu pengocokan yang lebih lama agar gula dapat larut semua kedalam air. Dan untuk tepung ketika dicampurkan kedalam benzene larutannya menjadii keruh (-) dan tepung sedikit larut . dan pada minyak ketika dicampurkan dengan benzene warna larutan yang dihasilkan jernih (+) dan minyak dapat seluruhnya bercampur dengan benzene. Sedangkan untuk Putih Telur yang dicampurkan dengan benzene menghasilkan larutan yang jernih (+) meski eperti ada batasan antara putih telur dengan benzene yang menandakan Putih Telut tidak dapat tercampur dengan benzene.
8..2.3 Kelarutan dalam NaOH
Sama seperti kelarutan pada eter pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam NaOH dan dikocok serta diamati, dan berdasarkan pratikum yang kami lakukan ketika gula ditambahkan dengan NaOH warna larutan ynag timbul jernih (+) dan semua gula larut dengan cepat dialam NaOH. Kemudian pada tepung ketika ditambahkan kedalam NaOH warna larutan yang dihasilkan menjadii keruh (-) meskipun tepung sedikit larut. Dan pada minyak ketika dicampurkan dengan NaOH timbul warna larutan yang keruh (-) dan terlihat ada batas antara minyak dan NaOH, yang terakhir pengamatan ketika Putih Telur dicampurkan dengan NaOH terlihat warna larutan jernih (+) dan timbul busa diatas campurang yang kemungkinan adanya gasdari Putih Telur yang bereaksi dengan NaOH.

8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3
Sama seperti kelarutan pada NaOH pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam  NaHCO3 yang kemudian di kocok dan diamati. Dan berdasarkan pengamatan pratikum kami ketika gula dicampurkan dengan NaHCO3 larutan yang dihasilkan jernih dan semua gulla larut serta timbul grlrmbung diatas permukaan larutan, yang menandakan adanya gas CO2 dan pada tepung ketika dilarutkan kedalam NaHCO3  terlihat warna latutan keruh dan juga timbul gelembung yang menandakan adanya gas CO2 (+) sedangkan pada minyak ketika ditambahkan dengan NaHCO3 terlihat ada warna larutan jernih namun ada batas antara minyak dan NaHCO3 yang menandakan minyak tidak dapat bercampur dengan NaHCO3 dan juga tidak terdapat gelembung yang menandakannya adanya gas CO2 (-) dan pada putih telur ketika dicampurkan dengan NaHCO3 warna larutan jernih serta terdapat gelembung diatas permukaanya yang menandakan adanya gas CO2 (+).

8.2.5 Kelarutan dalam HCL
Sama seperti kelarutan pada NaHCO3 pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam  HCL yang kemudian di kocok dan diamati. Pada pengamatan yang kami lakukan terlihat bahwa ketika gula dilarutkan kedalam HCL warna larutannya jernih (+) dan gula sangan cepat larut karena disini kami menggunakan HCL yang sangat pekat, sedangkan pada tepung ketika dicampurkan dengan HCL warna larutan yang dihasilkan keruh (-) oleh karenanya larutan disaring kemudian filtrate yang dihasilkan  dinetralkan dengan NaOH untuk memastikan larutan memang + atau  tidak dan ternyata larutan menjadi jernih (+), sedangkan untuk minyak ketika dilarutkan kedalam HCL terlihat warna larutan jernih (+) meski tampak ada batas antara HCL dengan minyak yang menandakan larutan tidak dapat tercampur, dan pada putih telur ketika dicampurkan dengan minyakk dan dikocok warna larutan keruh (-) dengan adanya endapan putih dibawahnya.

8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Sama seperti kelarutan pada kelarutan dalam HCL pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam  H2SO4   yang kemudian di kocok dan diamati. Berdasarkan pratikum yang kami lakukan ketika gula dicampurkan dengan H2SO4 warna larutana jernih namun terjadi perubahan warn alarutan menjadi kuning jernih  serta terdapat gumpalan dari gula berwarna coklat kemerahan yang terdapat pada bagian atas dan mengumpul di tengah pada larutan namun juga tidak terdapat perubahan panas dan juga gelembung (-)  Sedangakan ketika tepung dilarutkan kedalam H2SO4  pada larutan juga tidak menimbulkan panas dan juga tidak terdapat gelembung(-) dan pada minyak ketika dilarutkan kedalam  H2SO4  dan dikocok warna laruatan jernih dan terlihat ada batas namun juga tidak terdapat perubahan panas serta gelembung gas (-) dan terakhir pada putih telur ketika di campurkan dengan H2SO4 warna larutan menjadi keruh serta terdapat gumpalan namun juga tidak ada aperubahn panas maupun gelembung gas yang muncul.

8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 pekat               
Sama seperti kelarutan pada kelarutan dalam H2SO4 pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam  H3PO4. Adapun berdasarkan pratikum yang kami lakukan ketika gula ditambahkan dengan larutan H3PO4 warna larutannya jernih (+) namun gulanya tidak dapat larut malah tersebar diseluruh larutan. Sedangakan pada tepung ketika ditambahkan dengan larutan H3PO4 warna larutan yang dihasilkan jernih (+) namun terdapat endapan di bawah, dan pada minyak ketika dilarutkan kedalam H3PO4  warna larutan yang dihasilkan jernih (+) serta terdapat batas antara minyak dengan H3PO4 kemudian bahan yang terakhir adalah putih telur dimana ketika di campurkan dengan H3PO4 warna  larutan yang dihasilkannya jernih (+)


IX  Pertanyaan pasca Pratikum

1.      Pada saat pratikum penentuan kelas kelarutan ketika air dicampur dengan minyak mereka tidak dapat tercampur dan terlihat memisah antara air dan minyak, mengapa demikian?
2.      Pada pratikum yang telah dilakukan apa fungsi CuO pada pratikum analisa unsur karbon?
3.      Pada percobaan analisa unsur nitrogen mengapa terbentuk endapan biru berlin?



X Kesimpulan
1.      Adapun prinsip dasar pemisahan kualitatif dalam kimia organik ini ialah menganalisa umumnya dengan teknik tertentu (bias pemisan, warna nyala, pengendapan,dll) untuk menggetahui unsur apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
2.      Adapun dalam menganalisa unsur karbon dan hydrogen yaitu dengan pembakaran gula dan ditambahkanCuO sedangkan pada analisis belerang caranya yaitu dengan menambahkan larutan tertentu pada sampel yang nantinya dapat memberikan warna kuning yang menandakan adanya belerang, sedangakan pada analisa halogen dilakukan dengan cara tes beilsten dan tes CaO, dan pada nitrogen dilakukan dengan penambahan larutan tertentu dan jika didapat endapan biru berlin menandakan adanya nitrogen dan pada penentuan kelas kelarutan dapat dilakukan dengan cara memasukkan zat terlarut kedalam pelarutnya kemudian dikocok dan di amati.
3.      Dalam pratikum ini kami dapat menganalisa unsur unknowing yang tidak diketahui  yaitu seperti  pada percobaan nitrogen yaitu larutan L mengguankan amoniak ( NH3 ).



XI Daftar Pustaka  

·    Day, R.A dan Underwood, A.L.2001. Analisis Kimia Kuantitas. Jakarta : Erlangga.
·    Edward K.H. dan D.Li. “Solubility” in Drug Like Properties : Concept, Structure, Design, and Methods, from ADME to Toxicity Optimization. Elsevier
·    Sahidin dkk. 2011. Penuntun pratikum kimia organic farmasi. Kendari:unhalu
·    Sri Rejeki dkk.2014.Distribusi kandungan karbon organik total (kot) dan fosfat di perairan sayung, kabupaten demak.jawa: Universitas Diponegoro. Jurnal oseanografi. Volume 3, Nomor  1.
·    Sulistryanti,H.2012.Kimia Analisa Dasar Analisis Kualitatif. Malang:  Tim UB press
·    Tim Kimia Organik. 2015. Penuntun pratikum kimia  orgaik 1. Jambi : universitas jambi

3 komentar:

  1. Saya Elda Septiana (A1C117027) akan mencoba menjawab no 3. adapun endapan biru berlin tersebut menandakan adanya unsur nitrogen.

    BalasHapus
  2. saya Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan mencoba menjawab no 2. menurut saya adapun fungsi CuO adalah sebagai oksidator untuk mereduksi gula.

    BalasHapus
  3. Saya SILVY WAHYU FRADINI (A1C117023) akan menjawab no 1 yaitu air dan minyak tidak dapat bercampur karena memiliki fasa yang berbeda dan juga sifat nya beda air polar dan minyak non polar jadi tidak bisa tercampur

    BalasHapus

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN 8   ( KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM )