Rabu, 01 Mei 2019

KEISOMERAN GEOMETRI ( PENGUBAHAN ASAM MALEAT MENJADI FUMARAT ) )



LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN 9
(KEISOMERAN GEOMETRI  ( PENGUBAHAN ASAM MALEAT MENJADI FUMARAT ) )



DI SUSUN OLEH :
NAMA   : IKA ERMAYANTI
NIM        : A1C117031
KELAS  : REGULER A

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019


VII  DATA PENGAMATAN
No.
Perlakuan
Hasil
1.
Menggerus sampel asam maleat (apel hijau)
Ekstrak diambil 20ml, warna larutan coklat
2.
Dimasukkan ke labu dasar bulat, ditambahkan HCl
Warna larutan cokelat tua
3.
Sampel direfluks selama 10 menit
Warna sampel menghitam dan menggelegak
4.
Disaring sebanyak 2 kali penyaringan
Warna endapan hitam, warna filtrat cokelat pekat
5.
Dijenuhkan dalam batu es
Bau filtrat = karamel
Warna coklat



VIII  PEMBAHASAN 

Pada percobaan ini kami bertujuan untuk mengubah senyawa asam maleat menjadi asam fumarat, dimana hal ini kami lakukan untuk membuktikan sendiri dan agar lebih memahami mengenai isomer geometri, yang mana isomer geometri ini juga terjadi pada  asam maleat dan asam fumarat dimana senyawa ini keduanya mempunyai rumus molekul yang sama namun hanya saja rumus struktur keduanya berbeda dimana pada asam fumarat strukturnya berbentuk trans sedangkan pada asam maleat struktur molekulnya berbentuk cis. Dimana dalam percobaan ini  harus dipahami mengenai perinsip dasar dari isomer geometri yang mana pada proses ini terjadi reaksi- reaksi adisi-eliminsi, yaitu memutuskan ikatan phi dengan reaksi adisi dan kemudian membentuk kembali dengan menggunakan reaksi eliminasi. Sehingga  nantinya terlihat  perbedaan sifat fisik antara senyawa yang berisomer cis dan trans yang ada pada asam maleat dan asam fumarat. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/

Pada percobaan ini dilakukannya dengan dasar proses refluk pada asam maleat karena untuk memecah anhirid maleat diperlukan energy yang besar untuk memutus ikatan C-O sehingga reaksi dilakukan pada suhu yang tinggi dimana energy ini berasal dari pemnasan refluk.) dan juga pemberian katalis dimana katalis yang digunakan adalah  HCL untuk mengadisi ikatan rangkap C=C pada asam maleat. serta juga dilakuakan proses kristalisasi untuk mendapatkan Kristal asam fumarat, dan yang terakhir identifikasi untuk membuktikan bahwa sampel ang dihasilkan berupa asam fumarat. Namun pada pratikum ini karena ketidak tersediannya asam maleat dalam laboratorium kami. Kami berinisiatif dengan mengambil asam maleat dari ekstrak apel. Yang mana berdasarkan literature yang kami baca bahwa dalam apel itu sendiri terkandung sebanyak 5% asam maleat. Dimana Apel di eksterak dengan cara sederhana yaitu dengan di tumbuk dan kemudian di ambil airnya dengan diperas, dimana ekstrak apel ini kami gunakan sebanyak 20 ml yang kemudian di masukan ke dalam labu dasar bulat  yang sebelumnya dalam labu telah di masukin batu didih . dimana fungsi batu didih ini ialah menghindari adanya gejolak yang ada dari gelembung udara yang dihasilkan dari pemanasan. Dan kemudian sebelum siap direfluks labu yang berisi ekstrak apel tadi di  tambah HCL 15 ml yang mana pada proses penambahan ini menghasilkan  warna ekstrak  apel tadi menjadi lebih keruh dan ketika semakin banyak penambahan warnanya menjadi semakin coklat dan semakin pekat.  Dimana fungsi dari penambaha HCl pekat adalah  sebagai katalis yang digunakan untuk memprotonasi salah satu gugus karbonil sehingga ikatan rangkap pada atom karbon dapat beresonansi dan terjadi rotasi pada ikatan tunggal. 

Setelah persiapan telah selesai barulah sampel dalam labu alas datar siap untuk direfluks,dimana pada proses ini kami melakukan suhu pemanasan refluks pada suhu 70 oC -80oC. Pemanasan pada suhu ini merupakan besar titik didih dari asam maleat maka pada proses refluk ini tidak boleh melebihi titik didih sampel tersebut karena jika ia melebihi suhu titik didihnya maka senyawa tersebut akan menguap. Karena jika suatu senyawa menguap pasti ada unsur yang lepas maka strukturnya akan berubah maka jika kita lakukan pemanasan diatas suhu ini maka bias diperkirakan hasil yang kita dapatkan tidak baik. Dimana pada waktu direfluk sampel dalam labu  smakin lama makin pekat dan lama2 warna sampel menjadi hitam dan terdapat pula endapan warna hitam dimana proses refluk ini berjalan selama 10 menit kami telah mendapatklan hasil refluk pada labu erlemeyer yang berfungsi menampung hasil refluk. Setelah tahap refluk ini kami peroleh hasil tahap selanjutnya adalah tahap kristalisasi dimana bertujuan untuk mendapat kan sampel hasil refluk tadi dalam bentuk Kristal, dimana nantinya dapat diukur besar titik leleh dari sampel ini. Pada tahap rekristalisasi ini kami mendinginkannya dengan batu es agar terjadi penuruinan suhu dimana senyawa sampel tersebut dapat mengkristal kembali. Pada proses penjenuhan ini bau dari sampel seperti baukaramel dengan sampel berwarna coklat. Dan kemudian seteklah di dapatkan Kristal dilakukannnya penyaringan. Dimana pada percobaan ini kami melakukan  dua kali penyaringan menggunakan kertas saring whatmaan , karena pada penyaringan pertama masih keruh. ( belum sempurna). Namun pada percobaan yang kami lakukan hanya diperoleh sedikit Kristal sangat sedikit hal ini diduga karena pada proses ekstraksi apel yang kami lakukan tidak sempurna sehingga zat lain yang terkandung dalam apel masih terikut serta dalam sampel. Sehingga kami juga tidak bias menentukan besar dari titik leleh sampel hasil refluk tersebut sehingga kami tidak dapat memastikan apakah sampel ang kami peroleh tersebut  berupa asam fumarat ataupun tidak.


      
IX  PERTANYAAN   PASCA  PRATIKUM 

1.      Apakah fungsi dari penambahan HCl ?

2.      Kenapa fungsi pemanasan hanya berkisar dari suhu 70 oC -80oC  ?

3.      Baimana cara mengekstrak apel pada percobaan yang kalian lakukan? Dan adakah cara yang lain? 


X  KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pratikum ini ialah :
       Adapun yang dimaksud dengan isomer yaitu beberapa senyawa yang mempunyai rumus molekul sama namun rumus struktur senyawa – senyawa tersebut berbeda, sehingga ada beberapa kemiripan sifat dan adapula perbedaan dari senyawa tersebut.
         Suatu keisomaren terb agi menjadi beberapa jenis, ada yang dinamakan isomer geometri yaitu perbedaan nya terletak pada susunan ruang molekul contohnya pada asam fumarat dan asam maleat yang mempunyai rumus struktur sama tapi berbeda sususnan dimana asam fumarat berbentuk trans sedangkan asam maleat berbentuk cis.
         Proses perubahan asam maleat menjadi asam fumarat dapat dilakuklan dengan cara refluk dimana juga dengan bantuan katalis asam klorida ( HCL)  sebagai katalis dan juga pada pemanasan sekitar 70-80, ( yaitu batas titik didihnya). Pemanasan pada suhu ini ditujukan agar asam maleat tidak berubah strukturnmya karena telah menguap.



XI  DAFTAR PUSTAKA'

 
·         Antony. 2005. Kimia untuk Universitas. Jakrta : Erlangga.
·         Day, R.A, dan Underwood. 1987. Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga: Jakarta
·         Fessenden .1997  . Dasar – dasar kimia organik . Jakarta : Binarupa Aksara.
·         Tim Kimia Organik. 2015. Penuntun pratikum kimia  orgaik 1. Jambi : universitas jambi



XII  LAMPIRAN

 1. tahap penyaringan pertama






















2.  tahap kristalisasi

















































 






3. Hasil filtrat


























4. penyaringan kedua










 5. tahap refluks












3 komentar:

  1. Nama saya Hefty Juwita (A1C117053), akan menjawab pertanyaan nomor 2. Menurut saya, fungsi pemanasan hanya berkisar dari suhu 70 derajat Celcius - 80 derajat Celcius ditujukan agar asam maleat tidak berubah strukturnya karena telah menguap. Karena jika menguap pasti ada unsur yang lepas maka strukturnya akan berubah. Terimakasih.

    BalasHapus
  2. Putri Ayu Indah Lestari (05) akan menjawab pertanyan nomor 3. Mengenai Cara mengekstrak apel pada percobaan yang dilakukan Dan adakah cara yang lain?. Pada percobaan ini kami mengekstrak apel dengan menumbuknya pada suatu wadah dan kemudian diperas sarinya atau air apel yang diperoleh. Adapun cara lain yang dapat dilakukan banyak sekali contohnya bias dengan diparut biah apel dan diperas sarinya, bias juga dengan cara dimaserasi dengan menambahkan pelarut lain seperti netanol dan masih banyak juga cara lain.

    BalasHapus
  3. Saya Seprida Anjelina Tarigan (051) ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor 1.Apakah fungsi dari penambahan HCl ?
    adapun maksud dari penambaha HCl pekat adalah sebagai katalis yang digunakan untuk memprotonasi salah satu gugus karbonil sehingga ikatan rangkap pada atom karbon dapat beresonansi dan terjadi rotasi pada ikatan tunggal

    BalasHapus

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN 8   ( KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM )