JURNAL
PRATIKUM KIMIA
ORGANIK I
DI SUSUN OLEH :
NAMA
: IKA ERMAYANTI
NIM : A1C117031
KELAS
: REGULER A
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN VI
I
Judul : Keisomeran geometri ( pengubahan asam maleat menjadi fumarat )
II
Hari/ Tanggal : Jumat -26– April -2019
III
Tujuan : Adapun tujuan dari
pratikum ini adalah ;
1. Dapat
mengetahui apa yang di maksud dengan isomer
2. Dapat
mengetahui Azas dasar keisomeran ruang, khususya isomer geometri
3. Dapat
mengetahui konfigurasi cis dan trans secara kimia dan fisika
IV
Landasan Teori
Suatu
senyawa tentunya
memiliki rumus molekul dan rumus struktur
dan tidak bolih tidak. Adapun
yang dimaksud dengan rumus molekul
adalah rumus umum yang dimiliki oleh suatu senyawa yang dalam hal ini kadang
kala sama dengan rumus molekul pada senyawa organik yang lain. Sedangkan
yang dimaksud dengan rumus struktur
adalah rumus yang dimiliki oleh suatu senyawa yang membedakannya sengan senyawa
organik yang lain. Dalam mempelajari ilmu kimia terlebih
mengenai senyawa hidrokarbon tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan kata isomer. Isomer adalah dimana suatu senyawa molekul-molekul dengan rumus kimia yang
sama namun memiliki susunan atom yang berbeda Contoh sederhana yang dapat di pelajari ialah
dari suatu isomer adalah C3H8O.
terdapat 3 isomer dengan rumus kimia tersebut yaitu 2 molekul alkohol dan
sebuah molekul eter. Dua molekul yaitu 1-propanol (n-propil alkohol, I) dan 2 propanol
(isopropil alkohol, II) serta senyawa metil etil eter . ( Fessenden ,1997 ).
Kebanyakan isomer memiliki sifat kimia yang mirip satu
sama lain tetapi juga memiliki perbedaan. Dimana isomer ini
juga terbagi lagi kedalam beberapa jenis contohnya isomer struktur, isomer posisi,
isomer geometri. isomer geometri merupakan isomer yang terjadi pada dua
molekul yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda dalam penataan atom
atom dalam ruang. Selalu ingat bahwa sebenarnya molekul molekul itu ada pada
ruang tiga dimensi yang atom atomnya berikatan dengan penataan sedemikian rupa.
Isomer geometri adalah isomer yang diakibatkan oleh ketegaran dalam molekul dan
hanya dijumpai dalam dua kelas senyawa, yaitu alkena dan senyawa siklik.
Asam-asam maleat mempunyai struktur cis sedangkan asam fumarat mempunyai
struktur trans. Isomer geometri terjadi karena ketegaran (rigidity) dalam
molekul dan hanya dijumpai dalam dua kelompok senyawa yaitu alkena dan senyawa
siklik. Senyawa
alkena yang berisomer geometri bukanlah termasuk berisomer struktural, karena
secara struktural ( letak atom atom dan posisi ikatan rangakap) adalah sama ( Day, R.A, dan Underwood, 1987 ).
Sifat – sifat dari suatu senyawa kimia
sangat di tentukan oleh struktur ruang atom- atom dalam molekulnya. Dimana
terdapat dua gugus yang reaktif adalah cis dan trans satu terhadap yang
lainnya, maka perbedaan geometri kadang – kadang mudah di tunjukkan secara
kimia. Perubahan-perubahan isomer geometri seperti asam maleat menjadi asam
fumarat dapat terjadi bila ikatan rangkap C = C sementara berubah menjadi
ikatan tunngal C-C yang mana dengan terbentuknya suatu ikatan tunngal ini menyebabkan
perputaran molekul dapat berlangsung dengan bebas. Dimana masing masing cis pada asam
butenadionat yaitu pada peroses reaksi asam fumarat dan asam maleat. Ketika
kita memanaskan asam maleat dalam suatu system tertutup dengan suhu pemanasan
di atas suhu titik lelehnya yaitu 130o Sebaliknya asam fumarat bukannya meleleh
tetapi menyublim pada suhu 128oC
dan menghasilkan suatu produk anhidrida polimerik dan ketika dilakukan
pemanasan pada suhu yang tinggi akan berubah menjadi anhidrida maleat.
Perubahan terhadap isomer- isomer ruang
dari suatu senyawa ke senyawa yang lain dapat pula dilaksanakan melelui proses
pembentukan senyawa antara yang bersifat ion atau radikal bebas ( Tim Kimia
Organik , 2015).
Pada dasarnya senyawa organik bisa jadi memiliki satu atau lebih gugus fungsi, yang mana gugus fungsi tersebut dapat
pula terikat pada atom karbon dengan
berikatan tunggal atau ikatan rangkap.
Dimana senyawa organic bisa mempunyai banyak isomer dimana salah satunya
yaitu isomer geometri yaitu dimana gugus atau atom yang terikat pada atom karbon yang
berikatan tunggal dapat bebas berputar terhadap rotasinya sepanjang ikatan tunggal -Carbon-Carbon- sehingga akan sulit bahkan tidak
bisa untuk membedakan antara orientasi bidang ruang gugus fungsinya dan sebaliknya
suatu gugus atau atom yang terikat pada senyawa organik yang memiliki ikatan
rangkap atau rantai atom karbonnya siklik maka gugus atau atom tersebut tidak
dapat berotasi bebas sehingga orientasi ruang gugus atau atomnya,
misalnya pada
cincin karbon sikloalkana terbentuk bidang
pseudo yang dapat digunakan untuk menetapkan orientasi relatif atom atau
gugus yang terikat pada cincin tersebut(stereokimianya),
yang mana dapat kita lihat pada gambar dibawah ;
Oleh kareana senyawa organic itu
mempunyai isomer geometri yang artinya isomer ini ialah dimana senyawa organic
mempunyai rumus struktur yang sama namun memiliki rumus molekul yang berbeda,
inilah yang menyebabkan meskipun kadang rumus struktur sama dalam beberapa
senyawa tetapi memiliki sifat yang berbeda karena adanya perbedaan rumus
struktur.
Suatu
contoh isomer geometri misalnya pada asam maleat atau
cis-asam
butenadioat yang memiliki dua gugus karboksilat umumnya digunakan
sebagai bahan dasar untuk pembuatan asam fumarat atau trans-asam butena dioat dimana dalam prosesnya juga dibantu oleh
beberapa zat kimia pengkatalis seperti; asam mineral seperti asam sulfat atau asam khlorida dan tiourea dan
pemanasan yang memadai.http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/
Asam maleat dan asam fumarat merupakan
salah satu contoh senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama, yaitu HO2CCH=CHCO2H.
tetapi memiliki susunan molekul yang berbeda dalam ruang. Asam maleat atau biasa
juga disebut asam toksilat adalah senyawa organik yang merupakan asam
dikarboksilat. Molekul ini terdiri dari gugus etilena yang berikatan dengan dua
gugus asam karboksilat. Asam maleat merupakan suatu isomer cis dari asam
butenadioat, sedangkan asam fumarat merupakan isomer transnya. Isomer cis
kurang stabil dibandingkan isomer trans yang lebih setabil. Yang mana di
tunjukkan pula perbedaan dari sifat-sifat asam maleat dengan asam fumarat . Asam
maleat larut dalam air, sedangkan asam fumarat tidak; titik lebur asam maleat
adalah (130-139 °C), juga lebih rendah dari titik lebur asam fumara (287 °C). Asam fumarat berbentuk kristal putih dan
mempunyai rumus molekul C4H4O4. Asam fumarat adalah senyawa kristal dan
merupakan isomer asam dikarboksilat takjenuh asam maleat. Asam Fumarat memiliki
rasa seperti buah-buahan. Garam dan ester asam fumarat dikenal sebagai fumarat.
Bahan baku dari pembuatan asam fumarat
yaitu dapat kita gunakan Butena dimana yaitu dengan cara mengoksidasi butena agar terlebih dahulu
menghasilkan produksi maleat anhidrat. Mekanisme reaksinya adalah sebagai
berikut
Reaksi utama:
C4H8 + 3O2 à C4H2O3 + 3H2O
Reaksi samping:
C4H8 + 6O2
à
4CO2 + 4H2O
C4H8 + O2 à
2C2H4O
C4H8 + O2 à
C6H6O + H2O
Yang mana pada tahap selanjutnya kita
tambahkan aquades yang telah dididihkan terlebih dahulu kedalam Maleat anhidrid
yang terbentuk. Dimana adapun tujuan penambahan aquadest ini ialah berfungsi sebagai pelarut
sehingga mempermudah terjadinya pembukaan ikatan pada senyawa siklik dari
anhidrida maleat dan terbentuknya karbokation yang mana reaksi ini di sebut
dengan Reaksi hidrolisis yang akan membentuk asam maleat.. Mekanisme reaksinya sebagai
berikut:
Lalu selanjutnya larutan filtrat asam
maleat ditambahkan HCl pekat dan kemudian direfluks secara perlahan-lahan. Dan
adapun maksud dari penambaha HCl pekat adalah sebagai katalis yang digunakan untuk
memprotonasi salah satu gugus karbonil sehingga ikatan rangkap pada atom karbon
dapat beresonansi dan terjadi rotasi pada ikatan tunggal, selanjutnya ikatan
rangkap beresonansi kembali. Setelah dilakukan refluks terlihat mulai terbentuk
endapan kristal asam fumarat dalam larutan panas. Kemudian larutan didinginkan
pada suhu kamar dan direkristalisasi dengan air agar Kristal dari asam fumarat
ini nantinya dapat disaring. ( Antony, 2005 ).
V Alat dan Bahan
5.1
Alat
Adapun
alat yang kami gunakan dalam pratikum ini ialah :
1. Erlenmeyer 125 ml
2. Pembakar
Bunsen
3. Corong
Buchner
4. Labu
bulat
5. Thermometer
6. MPA
( Melting Point Aparatus)
7. Batang
pengaduk
8. Gelas
ukur
9. Kertas
saring
10. Kondensor
refluks
5.2
Bahan
Adapun
bahan yang kami gunakan dalam pratikum ini ialah :
1. HCl
pekat
2. Anhidrida
maleat
3. HCl
pekat
4. Aquades
5. Air
kran
6. Aluminium
foil
7. Kertas
saring
VI Prosedur Kerja
Didihkan
20 mL aquadest dalam labu Erlenmeyer 125 mL dan ditambahkan 15 gram anhidrida
maleat. Setelah larutan menjadi jernih, labu didinginkan dibawah pancaran air
kran sampai sejumlah maksimum asam maleat mengkristal dari larutan. Asam maleat
yang ada diatas corong Buchner dikumpulkan, dikeringkan, dan ditentukan titik
lelehnya. Filtrat yang mengandung banyak maleat terlarut jangan dibuang.
Larutan filtrat dipindahkan kedalam labu bundar 100 mL, ditambah dengan 15 mL
HCl pekat, dan direfluks perlahan selama 10 menit. Kristal asam fumarat akan
segera mengendap dari larutan panas. Didinginkan pada suhu kamar, asam fumarat
dalam corong Buchner dikumpulkan, dan direkristalisasi dalam air. Kemudian
ditentukan titih lelehnya
LINK
VIDEO :
Sebagai
contoh agar lebih memahami pratikum kali ini mengenai isomer geometri , berikut anda dapat
melihatnya pada link dibawah :
PERTANYAAN
PRA PRATIKUM ;
1. Pada
video diatas bagaimana cara menghangatkan air aquades dan berfungsi sebagai
apa?
2. Berapa
banyak HCl yang ditambahkan pada video diatas dan apakah fungsinya?
3. Apakah
fungsi masing-masing kedua selang (pipa) pada tahap filtrasi ?
Saya muhammad Yamin (A1C117047) menjawab no 1. Ada dua cara yang dapat kita lakukan dimana kita dapat menghangatkan aquades dengan meletakkannya pada telapak tangan dan bisa juga kita pans kan pada penangas, yang berfungsi untuk melarutkan asam maleat karena sulit dilakukan pada suhu kamar
BalasHapusSaya Friska Utami (A1C117021) akan menjawab pertanyaan no.3. Dalam percobaan ini terdapat dua selang yang mana selang satu berukuran lebih tipis berfungsi sebagai batang kondensor sedangkan selang kedua berukuran atau berdiameter lebih besar yang mampu menahan vakum jadi dihubungkan langsung dengan pompa vakum.
BalasHapusSaya Yuli Asriani (039). Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nor 2. Menurut saya berdasarkan video diatas mereka menambahkan 10 ml HCL yang berfungsi agar menjadikan lingkungan yang asam sebagai katalis. Terimakasih
BalasHapus